Sejak bulan Februari tahun 2018, Connect Indonesia berhasil menjangkau penenun kita di Sumba Timur dan dengan dijembatani para pencinta budaya Indonesia, kami berhasil mendistribusikan kacamata dibeberapa desa di Sumba Timur, termasuk para penenun kita di kecamatan Melolo, tepatnya di dua desa di kampung Pau dan Kampung Patawang. Penenun disana masih dalam satu naungan kerajaan desa Melolo, dan sekarang mereka menciptakan nama group tenun yang disebut Kelompok Tenun Maranongu.
Perjalanan kami ke Melolo dijembatani oleh adek Umbu Roman, dimana si adek ini masih keturunan dari kerajaan Melolo. Melalui Roman, kami telah banyak belajar mengenai budaya dikecamatan ini dan semoga kedepan kami akan belajar lebih banyak lagi mengenai budaya didesa2 didaerah ini.
Kami mengharapkan untuk bisa berbakti bekelanjutan di Sumba, dan menceritakan kebudayaan pulau ini ke Manca Negara.
Dari Melolo, para penenun menciptakan kain2 yang begitu megah, berkwalitas tinggi, dan rata2 ditenun menggunakan benang katun yang diwarnai dengan pewarna alam. Desa in lebih cenderung menenun Pahikung, biasanya songket2 yang dipakai dalam acara adat oleh wanita, namun mereka juga menenun congket Hinggi, pakaian adat kain yang biasanya dipakai oleh pria dalam acara adat. Terimakasih banyak untuk adik Umbu Roman, yang telah bersedia mengajak Connect Indonesia’s team ke desanya dan berbakti disana. Semoga kita akan tetap bisa koneksi untuk memngaggungkan budaya Indonesia.
Terimakasih banyak kepada mba Olvira Ballo, Project Manager “Seeing is Believing” yang begitu setia mengatur perjalanan semua kacamata dari Connect Indonesia ke seluruh Nusantara. God bless you Ira. Photo2 karya Umbu Roman.